ศัตรูที่แท้จริงของมนุษย์คือปัญญาและการถูกสาปจะไม่รู้

ศัตรูที่แท้จริงของมนุษย์คือปัญญาและการถูกสาปจะไม่รู้
Teman manusia yang sebenar ialah akal dan musuhnya yang celaka ialah jahil. ( Saidina Ali Abi Talib)


Mengenal Burung Walet
Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sederhana/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berkembang biak.
Perlu diketahui sifat burung ini liar, pemakan serangga, suka terbang, kakinya lemah, tak kuat berdiri dan bertenggek, sarangnya dibuat dari air liurnya, ukuran panjang tubuhnya sekitar 10-16 cm, sayapnya panjang melengkung dan tubuhnya ramping, bulunya berwarna coklat kehitaman, telurnya hanya dua butir, mulai terbang jam 5 pagi dan pulang jam 5-7 petang.

Burung walet mempunyai sifat kecurigaan dan tingkat kehati-hatiannya sangat tinggi, hal ini disebabkan karena burung tersebut tidak mempunyai alat bela diri terhadap pemangsa lain seperti burung helang, burung hantu, tokek, dan tikus. Pada awalnya burung ini hidup di gua-gua yang gelap, lembab dan sejuk dan umumnya mereka hidup di dataran rendah yg mendekati garis pantai dan wilayah habitat mereka tidak jauh dari kawasan mereka mencari makan.

Walet memiliki perilaku umum sebagaimana jenis unggas terbang lain. Namun, burung yang kini menjadi primadona bisnis ini juga memiliki perilaku khas sesuai dengan sifat-sifatnya. Mempelajari dan memahami perilaku serta sifat-sifat walet dapat membantu peternak dalam upaya pencegahan walet ber-migrasi.

Dibawah ini, beberapa sifat dari burung walet yang patut dikenali :
1. Hidup Berkoloni
2. Home Behaviour
3. Hidup Di Daerah Tropika
4. Sensitif Terhadap Kawasan sekeliling
5. Liar
6. Menyukai Tempat Yang Sejuk dan Lembab
7. Membuat Sarang Secara Kontinyu

Budidaya burung wallet yang ditunggu-tunggu adalah sarang yang berasal dari air liur burung wallet yang mempunyai keistimewaan selain hanya sebagai suatu jenis makanan, ternyata sarang ini dapat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit paru-paru, panas dalam melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga. Air lior walet ini juga memiliki kandungan gizi yang tinggi dan berkhasiat sebagai aphrodisiac. Banyak sinsih dan ahli pengubatan China tradisional yang mencampurkan sarang burung walet ke dalam tonik penguat.

Kualiti sarang wallet antara lain ditentukan dari bentuk sarang, warna, ukuran, keutuhan, serta kebersihan. Ada sarang yang berbentuk mangkok, ada yang mangkok kecil, bentuk sampan, dan bentuk sudut, Dalam sebuah gedung, hasil produksi sarang walet memiliki kualiti yang berbeda-beda. Ada yang 80 % kualiti sarangnya dan mempunyai pasaran yang tinggi, namun sebaliknya ada juga yang 80 % kualiti sarangnya kurang baik, dan kurang bernilai. 
Sarang yang kualiti terbaik biasanya berbentuk sudut.
Sarang burung wallet dapat dikatakan baik dan mempunyai nilai pasaran yang tinggi apabila ukurannya besar, warna putih-merah dan utuh.

Cara dan Teknik Pembudidayaan
Sarang burung wallet dapat menghasilkan kualiti yang baik dan nilai jual yang tinggi apabila didukung dengan cara dan teknik dalam pembudidayaanya. Cara dan teknik pembudidayaan yang baik untuk burung wallet aitu:

Menentukan lokasi dan persyaratan kandang
1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dari aras laut.
2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.
3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging seperti helang dan pungguk.
4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai,
5. rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.

Penyiapan sarana dan peralatan
  1. Suhu, kelembapan, dan penerangan. Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua semula jadi. Suhu gua semula jadi berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %.Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan: Melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm. Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm. Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai. Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari guni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi walet. Bentuk dan konstruksi gedung umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m persegi sampai 10×20 m persegi. Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen. Bahagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan simen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau semendapat disiram air setiap hari.Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan rengat. Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat keluar masuk. Burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm persegi dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.
  2. Pembibitan. Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja. Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh para peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara burung wallet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung walet.
  • Pemilihan ibu dan Calon Induk Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti agar masuk dalam gedung baru tersebut dengan menggunaka kaset rekaman dari wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, aitu waktu burung kembali mencari makan.
  • Perawatan Bibit dan Calon Induk Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur dapat diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melakukan “panen cara buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.
1. Memilih Telur Walet, Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :
Merah muda, yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5 hari.
Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.
Putih pekat, mendekati waktu menetas berumur 10–15 hari.
  1. Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014x1,353 cm dengan berat 1,97 gram. Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh menginap kecuali dalam mesin tetas. Telur tetas yang baik mempunyai kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak bergeser dari tempatnya. Letak kuning telur harus ada ditengah dan tidak bergerak-gerak, tidak ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di atas dilakukan dengan peneropongan.
  2. Membawa telur walet telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat berupa telur yang masih muda atau setengah tua. Sedangkan telur dari jarak jauh, sebaiknya berupa telur yang sudah mendekati menetas. Telur disusun dalam spon yang berlubang dengan diameter 1 cm. Spon dimasukkan ke dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup. Guncangan kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat mengakibatkan telur mati. Telur muda memiliki angka kematian hampir 80% sedangkan telur tua lebih rendah.
  3. Menetaskan telur walet pada mesin penetas Suhu mesin penetas sekitar 40 ° C dengan kelembaban 70%. Untuk memperoleh kelembaban tersebut dilakukan dengan menempatkan piring atau cawan berisi air di bagian bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan tersebut tidak habis. Telur-telur dimasukan ke dalam rak telur secara merata atau mendata dan jangan tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya dapat terlihat pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah yang gelap. Sedangkan telur yang embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban. Setelah 13–15 hari telur akan menetas.
  4. Pemeliharaan
  • Perawatan ternak anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendiri perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, suhu boleh diturunkan 1–2 derjah/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari, kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa.
  • Sumber Pakan Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri. Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah:
a. Menanam tanaman dengan tumpang sari
b. Budidaya serangga iaitu kutu gaplek dan nyamuk
c. Membuat kolam di pekarangan rumah wallet
d. Menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah
SUP SARANG BURUNG WALET



sup sarang burung walet

No comments:

Post a Comment